Geopark Bukan Sekadar Taman Kerikil dan Batu

Sawah Gelaran terkikis banjir.

Akhir Desember 2017 lalu terjadi hujan deras yang menyebabkan luapan banjir besar di berbagai daerah aliran sungai di Gunungkidul. Saya sempat nengok hilangnya lapisan tanah sawah milik para warga di selatan aliran Kali Oya di Dusun Gelaran.

Seperti lahan tanah sawah milik mbahnya Gilang di sebelah barat Nggedhong Gelaran ini. Lapis tipis tanah sawah di atas lapis batuan kapur benar-benar habis keterjang air bah. Jadinya lahan yang dulunya sawah subur itu hanya tinggal lahan berpermukaan batu yang tentu tidak bisa untuk bercocok tanam lagi.

Sedih rasanya menyaksikan hamparan sawah milik sedulur-sedulur di pinggir Kali Oya deket Wisata Pindul yang rusak ini. Tampak jelas batu-batu kapur dan sedikit tersisa lapis tipis tanah yang mulai mlethek-mlethek karena hangatnya matahari.

Sawah yang tak mungkin menjadi tumpuan hidup lagi dari bertani tanpa upaya untuk memulihkan dengan mendatangkan lapis tanah di atas bebatuan karst. Erosi tanah seperti ini jelas juga terjadi di berbagai tempat, terlebih di sepanjang bibir Kali Oya…..

Semoga menjulangnya Geopark Gunungsewu tidak semata untuk berhiruk-pikuk semua berduyun-duyun atas nama urusan wisata bebatuan yang bernama Geopark itu. Karena menurut Unesco, Geopark sesungguhnya menjadi taman bumi yang sebenar-benarnya.

Taman bumi yang ngambah lemah. Taman bumi yang juga ngurusi lapis tipis tanah di atas bebatuan karst yang sesungguhnya telah menjadi tumpuan masyarakat penghuni tanah karst ini selama ribuan atau mungkin jutaan tahun sebelumnya.

Karena itu, sekian ribu petani penghuni tanah karst ini tak semestinya dibiarkan atau terbiarkan hanya melongo keheranan melihat bus-bus wisata bersliweran di taman wisata geopark ini.

Ayo, wis wancine geopark dudu prekara mligi watu, krikil, goa, apalagi dipersempit dadi monumen batu lan krikil….. Tanah dalam bahasa Jawa disebut “lemah”. Semoga tidak dianggap lemah gak punya daya apalagi diasorake.

Tak semestinya sektor pertanian dan petani dipandang sebelah mata dan dianggap hina ……

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *