Kabut tebal saat pagi hari di kebonan wetan ngomah dan ngalas kidul kalen telah muncul sejak pertengahan April lalu. Sudah sejak April itu pula hawa dingin malam hari terasa benar, sampai-sampai tulang lebih merasakan senut-senut sampai nggeges di pagi. Gejala cekrah-cekruh, sakit flu dan batuk pun terkadang menyertai. Inilah pertanda datangnya musim “bediding”.
“Bediding” adalah istilah Jawa untuk fenomena suhu udara yang terasa dingin secara tiba-tiba di tengah musim kemarau. Biasanya pada malam hingga pagi hari. Fenomena ini terjadi karena adanya perubahan signifikan dalam suhu udara, dari yang sangat panas di siang hari menjadi dingin di malam hari. Dalam konteks klimatologi, ini merupakan fenomena yang normal terjadi berkaitan dengan kondisi atmosfer. Istilah ‘bediding’ sendiri berasal dari bahasa Jawa, yakni dari kata ‘bedhidhing’.
Istilah pedhut terkadang dipakai sebagai padanan frasa kabut tebal di pagi hari. Pedhut menggambarkan adanya halangan kabut yang menyelimuti benda yang ada di sekelilingnya sehingga pandangan mata terganggu. Pandangan mata menjadi blur atau samar-samar untuk melihat bentuk asli benda yang tertutupi kabut tadi. Seingat saya, dulu ada siaran Ketoprak di TVRI Yogyakarta dengan lakon “Kesaput ing Pedhut” yang menggambarkan bahwa hidup dan kehidupan tak lepas dari permasalahan dan kendala yang menantang setiap orang untuk bergerak dinamis menghadapi dan mengatasinya.
Kembali ke munculnya kabut tebal di pagi hari, kenapa bisa muncul di Gunungkidul? Bukankah kabut tebal biasanya muncul di kawasan daratan tinggi di pegunungan yang lebih dari 1000 MDPL, seperti di Kaliurang Gunung Merapi atau Tawangmangu Gunung Lawu? Sementara ketinggian di Zone Ledok Wonosari Gunungkidul dalam kisaran 130 – 175 MDPL?
Munculnya kabut tebal di pagi hari umumnya disebabkan oleh penurunan suhu udara, khususnya saat matahari mulai terbit, yang menyebabkan udara dekat tanah mengembun dan membentuk kabut. Kondisi ini sering terjadi karena di pagi hari, suhu udara cenderung lebih rendah dan kelembapan udara meningkat.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan terjadinya kabut di pagi hari antara lain:
- Penurunan Suhu Udara: Saat malam hari, energi matahari tidak terdistribusi ke permukaan bumi, sehingga suhu udara di permukaan bumi cenderung menurun.
- Kondensasi Uap Air: Penurunan suhu ini membuat uap air di udara yang sebelumnya ada di udara berkumpul menjadi butiran-butiran kecil air yang terlihat sebagai kabut.
- Kelembapan Udara: Kelembapan udara yang tinggi juga berperan dalam pembentukan kabut. Uap air di udara lebih mudah berkumpul dan berkondensasi saat kelembapan udara tinggi, yang sering terjadi di pagi hari.
- Massa Udara Dingin: Dalam beberapa kasus, massa udara dingin yang datang dari daerah yang lebih tinggi atau dari laut juga dapat menyebabkan kabut tebal di pagi hari.
- Topografi: Daerah yang memiliki topografi tinggi, seperti lereng gunung, juga lebih rentan terhadap pembentukan kabut tebal di pagi hari karena suhu udara di daerah tersebut cenderung lebih dingin.
***