Pada suatu hari mereka tiba di kaki Gunung Himalaya, lalu mulai mendaki dengan susah payah. Dalam pendakian ke puncak, satu per satu mereka jatuh ke dalam jurang lalu lenyap ditelan bumi. Yang pertama kali jatuh adalah Draupadi. Dosanya adalah karena ia sangat mencintai Arjuna, lebih dari keempat saudaranya.
Setelah Draupadi, menyusul Sahadewa. Dosanya ialah terlalu percaya diri dan terlalu yakin akan kesaktiannya hingga meremehkan dewa-dewa dan orang lain.
Kemudian Nakula. Kesatria ini memuja ketampanannya sendiri dan merasa bahwa keyakinan dan pandangannya yang paling benar.
Setelah itu Arjuna jatuh ke jurang. Arjuna terlalu yakin akan kemampuannya untuk menghancurkan semua musuhnya. Demikian besar keyakinannya, hingga ketika jatuh, ia tak mau menyerah begitu saja. Ia terus berusaha bangkit, sampai-sampai turun sabda dari surga yang mengatakan bahwa ia tak mungkin berkeras memegang keyakinannya selama ia masih ada di dunia.
Arjuna disusul Bhimasena yang merasa kekuatannya bagaikan angin topan yang mampu menghancurkan bumi.
Meski keempat saudaranya dan Draupadi sudah hilang ditelan bumi, Yudistira terus mendaki bersama anjingnya. Ia pupus duka di hatinya dengan memanjatkan doa-doa dan mengucapkan mantra-mantra. Ia terus mendaki, makin lama makin tinggi, sampai tiba di suatu tanah datar yang cukup luas.
Di hadapannya terbentang nyala api kebenaran, menerangi jalan yang ditempuhnya. Di kanan kiri jalan itu tebing dan jurang menganga dalam kegelapan. ……………………
(NS Pendit, GPU, 2003; Mahabharata, pp.382-383).