Sikil Mlethek Paraga Reog

Pengharapan umum ketika nonton reog perayaan bersih desa adalah mendapatkan pertunjukan beber reog yang rancak, rapi, indah, megah, gagah, cantik, dan seterusnya. “Ah… kae reog’e ora gayeng, gerakan tarian’e ora akademik, ora serempak, ora lincah, tur pemain’ne wis tuwek-tuwek lan ora bagus po ayu meneh…”

Sering terdengar ungkapan seperti ini. Apalagi jika beber reog dilihat dari kacamata komoditas pariwisata, desa budaya, dan keperluan keistimewaan dan gelontoran danais.

Masih adakah yang mau memandang bahwa gelang-geleng kepala juga gedruk-gedruk kaki yang mlethek-mlethek para pemain reog sesungguhnya gerak tarian rakyat yang merdeka karena akumulasi rasa bahagianya?

Kerja keras keseharian mereka yang tiada keluh dalam mbrengkali watu, mengolah tanah, mikul srinthil wedhus, nggotong lethong sapi ke lahan pertaniannya, nandur pari, kacang, kedelai, jagung, dan seterusnya lebur dan terbayar lunas dalam beber reog. Itulah beber simbol ucapan terima kasih atas berkah wulu wetuning bumi.

……..

 

Spread the love